Minggu, 20 April 2008

PENDAHULUAN


Buku Putih ini diterbitkan oleh Sinode Gereja Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan dan merupakan salah satu sidangnya yang ke 2 di Metro, tanggal 6 s.d. 10 Agustus 1990. Sebagaimana lazimnya sebuah buku putih berisikan keterangan atau penjelasan yang sifatnya mendasar tentang suatu masalah, demikian juga buku ini. Ia memuat wawasan yang sifatnya mendasar mengenai kemandirian Gereja Gereja dilingkungan Sinode Gereja Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan. Buku ini dimaksudkan untuk kalangan sendiri sebagai pedoman yang sifatnya baku mengenai pembinaan keman­dirian Gereja Gereja seSinode GKSBS. Sekalipun demikian buku hanya memuat pandangan pandangan yang bersifat prinsipial. Sudah barang tentu dalam pemakaiannya masih perlu dijabarkan agar lebih konteksfual dari segi wilayah, masyarakat dan budaya Sumbagsel yang sifatnya majemuk dimana Gereja-Gereja seSinode GKSBS kini hidup dan berkembang diempat propinsi : Lampung, Sumatra Selatan, Jambi dan Bengkulu. Demikian juga agar lebih kontekstual dengan situasi yang berkembang di wilayah-wilayah tersebut.

Kemandirian Sinode GKSBS dari Sinode Wilayah I Gereja Gereja Kristen Jawa telah diresmikan oleh Pemerintah melalui Surat Keputusan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama RI Nomor 100 Tahun 1987 tanggal 14 Oktober 1987. Kantor Sinode GKSBS di Metro juga telah diresmikan oleh Dirjen Bimas Kristen 15 0ktober 1987 yang dihadiri pula oleh Gubernur Propinsi Lampung. Kedua peristiwa tersebut menjadikan keberadaan Sinode GKSBS sah secara hukum.

Berdirinya Sinode GKSBS terjadi sebagai pembiakan Sinode GKJ, setelah kemandiriannya telah dipersiapkan sejak lama sebelumnya. Demikian juga Gereja Gereja dilingkungan Sinode GKSBS sudah sejak lama pula menyiapkan diri buat kemandirian tersebut. Dengan menjadi Sinode sendiri, lepas dari struktur Sinode GKJ, berarti kemandirian secara struktural telah terlaksana. Namun kemandirian struktural tersebut telah didahului dan akan terus ditindak lanjuti dengan segala usaha menggapai kemandirian secara asasi.

Segera sesudah peresmian tersebut, dalam sidang MPL PGI di Kendari (Sulawesi Tenggara) pada tanggal 20 - 27 April 1988, Sinode GKSBS telah diterima sebagai anggota PGI nomor 58.

Kemandirian Gereja Gereja se Sinode GKSBS bertitik tolak dari panggilan Tuhan di dalam Kristus yang Raja Gereja. Maka itu usaha usaha pembinaan kemandiriannya akan terus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaannya sebagai Gereja Tuhan. Semua usaha itu menuju kepada "kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Epesus 4: 13). Pada jalur usaha itulah buku ini mendapatkan tempatnya.

Adapun isi buku Ini tersusun sebagai berikut :

Bab I Proses terbentuknya Sinode GKSBS.

Bab ini memuat secara kronologis perihal misi GKJ di Lampung, keputusan keputusan Sinode GKJ mengenai pelayanan misinya di Lampung, perkembangan jemaat dan pembiakan Klasis, persiapan keman­dirian, peresmian Sinode GKSBS dan penerimaannya sebagai anggota PGI.

Bab II Mengapa harus mandiri.

Dalam Bab ini dibahas mengenai mandiri dalam rangka pelaksanaan misi (tugas) dan pertanggung jawaban atas karunia Tuhan.

Bab III Kemandirian Gereja.

Dalam bab ini dibahas mengenai pengertian tentang Gereja, pengertian tentang kemandirian, kemandi­rian daya, dana dan theologia.

Bab IV Pengertian yang salah dan hambatan kemandirian. Dalam bab ini dibahas tentang pengertian yang sa­lah mengenai kemandirian, yakni tentang pengerti­an yang salah kaprah dan pengertian theologis yang kurang sesuai dengan perkembangan jaman. Selanjutnya dibahas mengenai hambatan hambatan kemandirian Gereja seperti kecenderungan untuk memikirkan "Gerejanya sendiri", merasa masih miskin, tidak atau kurang percaya diri, takut resiko dan sikap nrima.

Bab V Menjadi Gereja mandiri berarti menjadi missioner sekaligus Gereja Daerah. Dalam bab ini dibahas mengenai hubungan Gereja dengan dunia, pemahaman tentang Injil, Jemaat missioner, Injil dan kebudayaan daerah serta Gereja Daerah.

Baba VI Gereja Gereja dilingkungan Sinode GKSBS dan Gerakan Oikumene. Dalam bab ini dibahas pengertian istilah Oikumene gerakan oikumene, hubungan oikumene di Sumbagsel, Oikumene Nasional, hubungan dengan bebadan Gerejawi, hubungan dengan Gereja dan bebadan luar negeri.

Bab VII Pengorganisasian Gereja.

Dalam bab ini dibahas pengertian tentang organisasi, pengorganisasian Gereja, sistem pemerintahan gereja, gambaran pengorganisasian Gereja, tugas kemajelisan, pedoman pembentukan Komisi Jemaat dan uraian tugasnya, pengorganisasian tingkat Klasis dan Sinode.

Bab VIII Kepemimpinan Kristen

Dalam bab ini dibahas mengenai arti kepemimpinan, siapa pemimpin itu, bagaimana seharusnya memimpin, peranan pemimpin Kristen dalam pembangunan Nasional.

Bab IX Gereja setempat yang mandiri.

Dalam bab ini dibahas perihal "Wajah" Gereja setempat yang mandiri dalam konteks masyarakatnya. Pembahasan dari segi organisasi dan pengorganisasian, pernbinaan / pengaderan, warga melaksanakan PI dan diakonia, penggalian dan pengelolaan keuangan Jemaat, usaha-usaha orientasi Alkitabiah, hubungan baik dengan masyarakat dan Pemerintah, kerukunan umat Kristen dan partisipasi dalam pembangunan masyarakait.

Buku ini terbit dengan latar belakang keputusan Sinode. Satu diantaranya keputusan Sinode Wilayah I GKJ tanggal 16 s - d. 20 Juni 1987 di Metro. Sidang tersebut telah memutuskan / merekomendasikan sebagai berikut:

1. Dipakai sebagai bahan acuan kegiatan pengaderan dan usaha usaha pembinaan warga gereja lainnya tingkat Jemaat, Klasis, Sinode. Untuk itu bisa pula dipakai secara utuh.

2. Dipakai dalam kegiatan visitasi Jemaat / Klasis sebagai salah satu bahan pegangan para visitator.

3. Dipakai sebagai bahan acuan bagi para Tenaga Gereja, Departemen Klasis, Departemen Sinode dan Pengurus/staf badan-badan Sinode.

4. Dipakai sebagai bahan pegangan para Majelis Gereja. (Akta Sinode Wilayah I GKJ ke XI, artikel XVI).

Penyusunan buku adalah sebuah tim yang diangkat oleh Deputat Penelitian dan Pengembangan Sinode GKSBS yang terdiri dari: Pdt. Yussar Yanto, S.Th, Pdt. Marwoto, S.Th, Ir. Gunarto DW, Pdt. Purwadi Pranoto Hadi, S.Th, Pdt. Riyo Purnomo, S.Th, Menasih PW, Bsc, Bambang Sumarsono, S.Th.

Seperti kata orang "tak ada gading yang tak retak" demikian pula buku ini tentu mengandung banyak kekurangan dan perlu disempurnakan. Karenanya kami mengharap masukan dari para pemakai buku ini dengan penyempurnaannya, untuk itu kami sampaikan banyak terima kasih.

Kiranya Kristus Raja Gereja memberkati usaha kita untuk menggapai kedewasaan kita sebagai Gereja yang dipanggil supaya melayani dan menatalayani semua orang di kawasan Sumbagsel.

A.n. Deputat Penelitian & Pengembangan

Sinode GKSBS,

Pdt. Yussar Yanto, S.Th.

Tidak ada komentar: